Jumat, 07 Desember 2012

Analisis Artikel


Artikel
Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini
Oleh Pak Gunawan

Pada usia dini 0-6 tahun, otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (golden age).
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak dari Amerika bernama Brazelton menyebutkan bahwa pengalaman anak pada bulan dan tahun pertama kehidupannya sangat menentukan apakah anak ini akan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan berhasil dalam pekerjaannya.
Bagaimana cara membangun karakter anak sejak usia dini?
Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan
cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif. Untuk itu, Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya. Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.
http://www.blog-guru.web.id/2012/03/pendidikan-karakter-pada-anak-usia-dini.html
Hasil analisis dari artikel diatas
Menurut artikel diatas memang benar bahwa waktu yang tepat untuk menentukan kesuksesan dan keberhasilan seseorang adalah pada saat usia dini (0-6 tahun) karena pada usia dini 0-6 tahun, otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (golden age).
Oleh karena itu kita sebagai orang tua dan guru harus memanfaatkan masa emas tersebut untuk memberikan pendidikan karakter yang baik bagi anak. Karena dengan adanya pendidikan karakter akan membentuk karakter kepribadian anak, karakter mandiri anak dan lain lain. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya di masa mendatang.
Kemudian juga ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak dari Amerika bernama Brazelton menyebutkan bahwa pengalaman anak pada bulan dan tahun pertama kehidupannya sangat menentukan apakah anak ini akan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan berhasil dalam pekerjaannya.
Dari penelitian tersebut jelas dituntut bahwa guru atau orang tua harus memberikan pendidikan karakter yang baik kepada anak pada saat tahun pertama kehidupan anak dan kalau seorang anak mendapatkan pendidikan karakter yang baik dari keluarganya, maka anak tersebut akan berkarakter baik selanjutnya dan menentukan keberhasilan hidupnya.
Contohnya saja pada pembentukan karakter mandiri anak sejak dini, kita sebagai orang tua atau guru harus mulai membentuk sebuah pola dalam diri anak kita untuk menjadi aktif dan mandiri. Kita  sebagai  calon guru dan orang tua harus memberikan sebuah latihan sejak usia dini dalam hal mengerjakan sesuatu hal agar anak-anak mengerjakannya sendiri.
Kadangkala orang tua sering membantu anak karena kasihan atau rasa sayang, tapi sebenarnya malah membuat mereka tidak mandiri. Membuat potensi dalam dirinya tidak berkembang. Memandulkan kreativitasnya, karena para orang tua tidak tega melihat mereka mengalami kesulitan, yang sebenarnya jika mereka berhasil melewatinya justru menjadi kuat dan berkarakter. Jadi kita sebagai calon orang tua dan guru harus memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan dirinya,contohnya kita harus memberikan kesempatan pada anak seluas-luasnya untuk mengembangkan diri dengan mengerjakan banyak hal hal kecil yang sangat-sangat berguna bagi perkembangan karakternya. Kemudian ketika seorang anak  mengembalikan piring makannya di tempatnya, mengangkat tasnya sendiri, mengembalikan sepatunya pada saat dia telah selesai memakainya, atau melakukan kegiatan kecil maka si anak akan merasakan sebuah harga diri yang positif. Dia akan merasa bahwa dirinya sejajar dengan orang dewasa yang melakukan hal-hal tersebut. Ini akan menambah percaya diri anak. Itulah kunci untuk membantu seorang anak memiliki karakter mandiri, percaya diri dan mampu mengerjakan segala sesuatu dengan tanggung jawab penuh. Dengan proses tersebut anak  akan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan anak akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan berhasil dalam pekerjaannya dan dalam kehidupannya.
Dari penjelasan artikel diatas Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya.
Jadi karakter anak akan terbentuk dari hasil belajar dan pemahaman anak serta penyerapan dari perilaku kita sebagai orang tua dan dari lingkungan sekitarnya, untuk itu  lingkungan yang positif akan membentuk karakter yang positif dan sukses untuk anak.
Oleh sebab itu pada saat usia dini lah kita sebagai orang tua memanfaatkan usia emas ini untuk menumbuhkan pemahaman positif pada diri anak dalam membentuk karakternya maupun pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya. Namun dalam  pembentukan karakter seorang anak, harus membutuhkan waktu dan komitmen dari orangtua dan sekolah atau guru untuk mendidik anak menjadi pribadi yang berkarakter.

Ditulis oleh vanni miza oktari, mahasiswa jurusan PG-PAUD,UNP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar